Penemuan 'Tak Disangka' Kodok Merah Ciremai yang Langka

Kabupaten Kuningan

Penemuan 'Tak Disangka' Kodok Merah Ciremai yang Langka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Kamis, 14 Jul 2022 19:00 WIB
Kodok merah Ciremai (Leptophryne javanica) betina
Kodok merah Ciremai (Leptophryne javanica) (Foto: Foto: Farist Alhadi/LIPI)
Kuningan -

Kodok Darah atau dikenal dengan nama Kodok Merah adalah satu-satunya hewan jenis kodok yang masuk ke dalam daftar hewan dilindungi dalam PP No 7 Tahun 1999.

Satwa langka ini pertama kali ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada tahun 2012. Kodok Merah Ciremai yang memiliki nama latin Leptophryne javanica itu ditemukan di Blok Ipukan, Desa Cisantana, kawasan TNGC Seksi Wilayah I Kuningan.

"Pertama kali ditemukan oleh salah seorang peserta lomba foto pada tahun 2012 yang bertajuk 'Keanekaragaman Hayati Gunung Ciremai Ciremai'," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Teguh Setiawan, Kamis (14/7/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kodok mungil berukuran sekitar 2-3 centimeter itu langsung membetot perhatian pihak BTNGC. Pada tahun 2013 BTNGC langsung melakukan Survey Biodiversitas di kawasan TNGC.

Pada pelaksanaannya mereka bekerjasama dengan Yayasan Pusat Informasi Lingkungan (PILI-Green Network), dalam kegiatannya mereka melakukan monitoring populasi Kodok Merah Ciremai di 4 Lokasi, yakni di aliran Curug Cilutung, Curug Cisurian, Curug Batu Nganjut dan Mata Air Kopi Bojong.

ADVERTISEMENT

"Hasil monitoring BTNGC bersama PILI pada tahun 2013, Kodok Merah ditemukan sebanyak 22 individu, diantaranya di Curug Cisurian 11 individu dan Curug Cilutung 11 individu," ujar dia.

Kodok merah Ciremai (Leptophryne javanica) betinaKodok merah Ciremai (Leptophryne javanica) betina Foto: Foto: Farist Alhadi/LIPI

Karena salah satu habitat Kodok Merah Ciremai merupakan sebuah lokasi objek wisata, pada tahun 2017 di lokasi objek wisata Curug Cisurian dibentuk Interpreter Kodok Merah.

Interpreter Kodok Merah dibentuk sebagai upaya agar habitat Kodok Marah di sekitaran curug tersebut tetap terjaga dan tidak terganggu.

"Fungsinya untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap pengunjung agar tidak menggagu habitat dari Kodok Merah. Di Curug Cisurian terdapat aktivitas wisata alam antara lainnya berkemah, hiking dan menikmati air terjun," jelas dia.

Berdasarkan hasil uji lab LIPI pada tahun 2018, bahwa genetik, suara dan morfologi Kodok Merah yang di Gunung Ciremai adalah spesies baru yang berbeda dengan kodok merah yang ada di Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango.

"Spesies yang ada di Gunung Ciremai sama dengan yang ada di Gunung Slamet. Spesies baru tersebut dinamakan Leptophryne javanica," ujar dia.

(yum/yum)